Pada (bait) ke-36, Pupuh ke-3 Gambuh, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV
Yen wong anom iku,
kakehan panggunggung dadi kumprung.
Pengung bingung wekasane pan anggoling.
Yen ginunggung muncu-muncu,
kaya wudun meh mencothot.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Jika pemuda terlalu banyak pujian,
maka ia menjadi sangat bodoh.
Seperti tak punya otak, tak tahu apa yang harus dikerjakan, akhirnya terguling.
Jika sedang dipuji monyong-monyong,
seperti bisul yang hampir pecah.
Kajian per kata:
Yen (kalau) wong (orang) anom (muda) iku (itu), kakehan (terlalu banyak) panggunggung (pujian) dadi (menjadi) kumprung (sangat bodoh). Jika pemuda terlalu banyak pujian, maka ia menjadi sangat bodoh.
Bait ini kelanjutan dari bait sebelumnya, menerangkan tentang sifat labil anak muda jika mendapat pujian. Jika terlalu banyak dipuji tidak menjadi mawas diri tetapi malah semakin menjadi-jadi. Seperti hilang semua pertimbangan, menjadi sangat bodoh, seolah tak tahu apa-apa, hanya mengiyakan saja segala pujian.
Pengung (bodoh, tak punya otak) bingung (tak tahu apa yang mesti dikerjakan) wekasane (akhirnya) pan anggoling (terguling). Seperti tak punya otak, tak tahu apa yang harus dikerjakan, akhirnya terguling.
Tak bisa berpikir waras, bingung tak tahu apa yang mesti dikerjakan, segala pertimbangan lenyap akhirnya terguling hidupnya. Tumbang dalam langkah yang sesat, segala keputusan yang diambil tanpa memperdulikan resiko dan kemampuan diri.
Yen (kalau) ginunggung (dipuji) muncu–muncu (monyong, sangat penuh, hampir ambrol), kaya (seperti) wudun (bisul) meh (hampir) mencothot (pecah).
Seperti itulah anak muda, jika dipuji muncu-muncu. Ini adalah kata yang dipakai untuk menggambarkan mulut penuh makanan sehingga hampir tumpah ke luar. Keadaanya menggelembung mirip wudun (bisul besar) yang hampir pecah.
Anak muda memang seringkali mabuk pujian dan rakus sanjungan. Jika ada yang berkata baik tentang dirinya serta merta dianggap benar. Tak aneh anak muda yang kaya raya akan dikerubuti banyak penjilat, seperti gula dikerubuti semut. Mereka akan mengompor-kompori agar yang bersangkutan terlena. Di saat itulah kepentingan pribadi dari para penyanjung akan terpenuhi.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/15/kajian-wulangreh-36-ginunggung-dadi-kumprung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar