Pada (bait) ke-20, Pupuh ke-2 Kinanthi, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.
Ingkang becik kojahipun,
sira anggowa kang pasthi,
ingkang ala singgahana,
aja sira anglakoni,
Lan den awas wong akojah,
iya ing masa puniki.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia:
Pastikan kau ikuti pembicaraan yang baik,
yang kurang baik singkirkan,
jangan kau lakukan,
meskipun begitu,
Waspadalah setiap orang bicara.
di masa sekarang ini.
Kajian per kata:
Ingkang (yang) becik (baik) kojahipun (perkataannya, kisah-kisahnya), sira (engkau) anggowa (pakailah) kang (yang) pasthi (pastikan).
Perkataan-perkataan, kisah-kisah, cerit-cerita yang didengar dari para orang-orang tua tadi, yang baik-baik pastikan untuk dapat mengikutinya. Mereka telah membagi sesuatu yang berharga dalam hidup mereka, maka kita tinggal mencontoh apa yang mereka lakukan. Yang demikian itu lebih mudah bagi kita karena sudah ada pedoman yang hasilnya nyata dalam kehidupan.
Ingkang (yang) ala (buruk, jelek) singgahana (simpanlah, buanglah), aja (jangan) sira (engkau) anglakoni (mempraktekkannya).
Adapun kisah-kisah dari pengalaman mereka yang buruk, maka simpanlah sebagai pengetahuan saja. Pastikan juga sekali-kali tidak akan engkau ikuti. Pengalaman adalah guru yang baik, termasuk pengalaman orang lain. Mereka yang telah mengalami hal-hal buruk dan mau berbagi cerita dengan kita selayaknya kita beri penghargaan. Bagaimanapun pengalaman buruk mereka adalah rambu-rambu agar kita tidak terperosok dalam keadaan yang sama.
Itulah gunanya mendengar cerita dari orang-orang tua. Baik atau buruk cerita itu senantiasa dapat kita ambil pelajaran, yang baik kita contoh, yang buruk kita hindari. Tanpa mereka berbagi pengalaman niscaya kita harus mengalami sendiri banyak peristiwa, itu melelahkan dan menghabiskan tenaga. Maka lebih mudah kalau kita bercermin dari pengalaman orang lain.
Lan (dan) den (harap) awas (waspada) wong(orang) akojah (yang berbicara), iya (lebih-lebih) ing (pada) masa (jaman) puniki (sekarang ini).
Walau demikian anak-anak muda harus tetap hati-hati dalam mendengar cerita-cerita itu. Banyak orang berbicara ini itu tetapi mereka tidak tulus berniat membagi pengalaman. Terhadap orang seperti ini kita mesti bersikap tegas. Siapa saja mereka-mereka yang cerita dan perkataannya tak layak kita dengarkan? Nantikan kajian bait berikutnya. Jangan sampai ketinggalan.
https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/08/kajian-wulangreh-20-pinilah-kang-becik-lawan-ala/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar