Senin, 15 April 2024

Kajian Wulangreh (25): Polah Kang Kalantur

 Pada (bait) ke-25, Pupuh ke-3 Gambuh, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Sekar gambuh ping catur,
kang cinatur polah kang kalantur.
Tanpa tutur katula-tula katali,
kadaluwarsa katutuh.
Kapatuh pan dadi awon.

  Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Tembang  gambuh yang keempat,
yang dibicarakan  adalah perlaku yang tidak terkendali.
Tanpa nasihat akan terjerat dalam kesia-siaan,
semakin lama semakin terpojok.
Jika terbiasa akan menjadi buruk.

 

Kajian per kata:

Sekar (tembang) gambuh (gambuh) ping (yang ke) catur (empat), kang (yang) cinatur (dibicarakan) polah (perilaku) kang (yang) kalantur (tak terkendali). Tembang  gambuh yang keempat,  yang dibicarakan  adalah perlaku yang tidak terkendali.

Menurut pendapat saya (-pengkaji) kata ping di gatra pertama terasa kurang pas. Ping catur berarti yang keempat, ini tidak nyambung dengan isi bait keseluruhan maupun bait sebelumnya. Menurut pendapat saya lebih pas jika redaksinya menjadi: Sekar gambuh ing catur (tembang gambuh yang membicarakan tentang perkataan). Akan tetapi dari 3 versi naskah yang saya punya semuanya memakai kata ping. Jadi sementara saya terjemahkan sesuai redaksi yang ada pada 3 naskah itu dulu. Kelak akan saya koreksi jika saya mendapat naskah asli yang behuruf Jawa.

Inilah tembang gambuh yang keempat, membicarakan tentang perilaku yang tak terkendali. Apakah perilaku yang tak terkendali itu?

Tanpa  (tanpa) tutur (nasihat) katulatula (tersia-sia) katalikadaluwarsa (makin lama, jika terlambat) katutuh (akan terpojok). Tanpa nasihat akan terjerat dalam kesia-siaan, semakin lama semakin terpojok.

Ialah perilaku orang-orang yang tanpa nasihat. Setiap orang yang tak mendengar nasihat akan tersia-siakan hidupnya. Hal ini disebabkan setiap kebenaran akaa ia cari sendiri. Kadang bertemu setelah melalui serangkaian percobaan, kadang tak bertemu sama sekali. Hidupnya tak terkendali, waktunya disia-siakan untuk mencoba. Lain halnya jika ia mau mendengar petunjuk, pengalaman, dan nasihat orang lain, hidupnya akan lebih efektif.

Orang-orang seperti itu semakin lama akan semakin terpojok (katutuh). Kata katutuh dipakai untuk menyebut keadaan orang yang dimintai tanggung jawab dan tak bisa mengelak. Dalam gatra ini bermakna orang yang karena tak mendapat nasihat semakin lama akan semakin terpojok jika tanggung jawab kehidupannya tak dapat dia laksanakan, karena hidupnya yang habis untuk kesia-siaan tadi.

Kapatuh (jika terbiasa) pan (akan) dadi (menjadi) awon (buruk). Jika terbiasa akan menjadi buruk.

Jika terbiasa melakukan pola hidup seperti itu akan berakibat buruk pada akhirnya. Sangat susah untuk diubah ke jalan yang benar. Kata kepatuh berati sudah terbiasa dan menjadi spontan dalam melakukan sesuatu, sudah menjadi akhlak, perangai, watak yang sulit diubah. Akibatnya akan sangat merugikan diri sendiri.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/13/kajian-wulangreh-25-polah-kang-kalantur/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS