Senin, 15 April 2024

 

Kajian Wulangreh (24): Den Bekti Mring Wong Tuwa

Pada (bait) ke-24, Pupuh ke-2 Kinanthi, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Poma-poma wekasingsun,
mring kang maca layang iki.
Lair batin den estokna,
saunine layang iki.
Lan den bekti mring wong tuwa,
ing lair praptaning batin.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Ingatlah dengan sangat nasihatku,
bagi yang membaca tulisan ini.
Secara lahir dan batin patuhilah,
laksanakan apa yang tertulis dalam surat ini.
Dan berbaktilah terhadap orang tua,
dalam perbuatan lahir sampai ke batin.

 

Kajian per kata:

Pomapoma (Ingatlah dengan sangat) wekasingsun (nasihatku), mring (bagi) kang (yang) maca (membaca) layang (serat, tulisan) iki (ini). Ingatlah dengan sangat nasihatku,bagi yang membaca tulisan ini.

Poma-poma adalah perintah yang sangat, harap diperhatikan dengan sungguh-sungguh, semua nasihat yang disampaikan dalam serat ini. Serat dalam bahasa Jawa juga berarti layang (surat)serat juga berarti tulisan atau shuhuf (bs. Arab). Semacam risalah atau karya tulis tentang sesuatu hal, yang dalam serat ini berupa nasehat-nasehat untuk generasi yang akan datang.

Penggubah serat Wulangreh ini berpesan dengan sangat kepad para pembaca serat ini, agar memperhatikan dengan baik dan sungguh-sungguh.

Lair (lahir) batin (batin) den estokna (patuhilah), saunine (apa saja yang tertulis) layang (pada serat)  iki (ini). Secara lahir dan batin patuhilah, laksanakan apapun yang tertulis dalam serat ini.

Agar melaksanakan secara lahir batin apa saja yang tertulis dalam serat ini. Kata saunine bermakna berbunyi apapun, namun dalam konteks tulisan menjadi bermakna apapun yang tertulis.

Tampaknya penggubah serat ini memang mengkhususkan nasihat yang termuat dalam serat ini agar dilaksanakan oleh anak-anak muda dari kalangan bangsawan keturunan beliau. Oleh karena itu perintah untuk mematuhi diungkapkan secara sangat-sangat. Walau demikian kita orang luar yang bukan bangsawan dan bukan keturunan raja Mataram juga bisa mengambil pelajaran dari pesan universal yang ada. Meski dalam beberapa hal harus (sekali lagi harus) diseuaikan dengan konteks jaman sekarang.

Lan (dan)  den bekti (berbaktilah) mring (kepada) wong tuwa (orang tua), ing (dalam) lair (perbuatan lahir) praptaning (sampai ke)  batin (batin). Dan berbaktilah terhadap orang tua, dalam perbuatan lahir sampai ke batin.

Inilah pesan universal yang perlu dipatuhi oleh siapa saja, bahwa terhadap orang tua kita mesti berbakti secara lahir dan batin. Secara lahir berarti sikap, tindak tanduk kita, pergaulan kita, harus menunjukkan rasa hormat dan menjaga perasaan mereka. Secara batin sikap hormat mesti dilandasi dengan sikap tulus dan kecintaan.

Sampai di bait ini Pupuh Kinanthi berakhir, selanjutnya akan masuk Pupuh Gambuh. 

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/13/kajian-wulangreh-24-den-bekti-mring-wong-tuwa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS