Sabtu, 06 April 2024

Kajian Wulangreh (15): Wataking Panggawe Becik

Pada (bait) ke-15, Pupuh ke-2 Kinanthi, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV:

Panggawe becik puniku,
gampang yen wus den lakoni.
Angel yen durung linakyan,
aras-arasen nglakoni.
Tur iku den lakonana,
mupangati badaneki.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Perbuatan yang baik itu,
akan mudah jika sudah dilakukan.
Terasa sulit jika belum dilakukan,
enggan melaksanakan.
Justru itu sebaiknya lakukanlah,
akan bermanfaat bagi diri kalian.

 

Kajian per kata:

Lain yang dibahas dari bait sebelumnyayang menyoroti watak perbuatan buruk, bait ini menguraikan watak dari perbuatan baik. Sifat-sifat apa yang melekat padanya, dan bagaimana cara membiasakannya sehingga menjadi watak (tabiat) sehari-hari.

Panggawe (perbuatan) becik (baik) puniku (itu), gampang (akan mudah) yen (jika) wus (sudah) den (di) lakoni (lakukan). Perbuatan yang baik itu, akan mudah jika sudah dilakukan.

Perbuatan baik itu akan tampak mudah jika sudah dilakukan. Kesulitan yang terbayang sebelumnya akan hilang dari ingatan, berganti menjadi rasa lega luar biasa. Ini bertolak belakang dengan perbuatan buruk yang tampak menarik pada awalnya, namun jika sudah terlanjur dilakukan akan membuat sesal di hati, rasa keduwung di batin.

Kedua macam perbuatan itu memang mempunyai watak sendiri-sendiri, namun ada ciri umum yang mendasari keduanya. Yakni, setiap perbuatan apabila pertama kali dilakukan akan terasa sulit, setelahnya menjadi semakin mudah, semakin mudah dan menjadi terbiasa. Inilah yang dinamakan Hukum Kelembaman Akhlak.

Hukum Kelembaman Akhlak mengatakan, bahwa setiap perbuatan yang baik atau buruk akan sulit ketika pertama kali dilakukan, namun jika sekali berhasil akan mudah untuk diulang lagi, akan semakin mudah jika semakin sering dilakukan, dan akan sulit dihentikan jika sudah menjadi kebiasaan.

Angel (sulit) yen (jika) durung (belum) linakyan (dilakukan) , arasarasen (malas-malasan) nglakoni (melakukannya).

Berdasar teori Kelembaman Akhlak tadi, perbuatan baik itu tampak sulit jika belum dilakukan, berat dan membuat ciut. Malas untuk melakukannya. Namun jika sekali saja kita lakukan maka akan menjadi semakin mudah ke depannya. Semakin sering kita lakukan akan semakin terasa mudah dan ringan. Dan jika sudah menjadi kebiasaan akan sulit dihentikan.

Oleh karena itu untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik, cara yang termudah adalah menjadikan perbuatan baik sebagai kebiasaan sejak dini. Misalnya anak yang terbiasa bangun pagi sejak kecil juga akan mudah bangun pagi di masa mudanya, sampai masa tuanya.

Banyak perbuatan baik yang perlu untuk dibiasakan sejak kecil, bahkan ketika anak-anak belum wajib untuk melakukan itu seperti shalat, puasa, dll. Kelak ketika tiba waktunya hukum wajib datang padanya maka dia sudah ringan dalam menjalankannya. Namun harus diingat bahwa membiasakan sebuah perbuatan baik harus dilakukan tanpa paksaan. Jika hanya mengejar target dengan memaksa  yang terjadi justru menjadi buruk. Si anak akan mengembangkan penyangkalan dalam dirinya sehingga kelak ketika dia bebas untuk memilih (sebagai konsekuensi kedewasaan) dia justu akan meninggalkan kebiasaannya itu. Jadi dalam hal ini mesti cermat dan hati-hati.

Tur (justru) iku (itu) den (sebaiknya) lakonana (lakukanlah), mupangati (akan bermanfaat) badaneki (terhadap diri kalian).  Justru itu sebaiknya lakukanlah, akan bermanfaat bagi diri kalian.

Setelah kita tahu efek dari perbuatan baik adalah “mencandui”, yakni membuat ketagihan untuk melakukan lagi, maka sebaiknya justru harus dilakukan meski tampak berat dan sulit. Karena hal itu akan bermanfaat pada diri sendiri, yakni membuat kita terbiasa melakukannya kelak. Selain itu orang yang sudah terbiasa melakukan perbuatan baik dan merasa nyaman melakukannya juga akan sulit melakukan perbuatan buruk. Semakin terbiasa melakukan hal baik, akan semakin sulit melakukan hal buruk. Hal itu karena baik dan buruk adalah dua kutub yang berseberangan. Makin dekat dengan salah satunya akan makin jauh dari lainnya.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/06/kajian-wulangreh-15-wataking-panggawe-becik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS