Minggu, 28 April 2024

Kajian Wulangreh (35): Kagunggung Kajalomprong

 Pada (bait) ke-35, Pupuh ke-3 Gambuh, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV.

Tetelu nora patut,
yen tiniru mapan dadi luput.
Titikane wong anom kurang wewadi.
Bungah akeh wong kang nggunggung,
wekasane kajalomprong.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Ketiganya tidak patut kau tiru,
kalau kau tiru malah akibatnya akan buruk.
Ciri-ciri orang muda adalah tidak dapat menyimpan rahasia hati.
Senang (bila) banyak orang yang menyanjung,
 yang akhirnya menjerumuskan.

 Kajian per kata:

Tetelu (ketiganya) nora (tidak) patut (pantas), yen (jika) tiniru (ditiru) mapan (justru malah)  dadi (menjadi) luput (keliru). Ketiganya tidak patut kau tiru, kalau ditiru malah akibatnya akan buruk.

Bait ini masih melanjutkan bahasan tentan tiga watak buruk, adigang, adigung, adiguna. Tiga sifat yang sungguh-sungguh merugikan diri sendiri. Tiga watak tersebut sering diidap anak-anak muda yang belum berpengalaman dalam hidup, maka dalam beberapa bait Pupuh Gambuh ini dibahas panjang lebar, agar mendapat perhatian lebih.

Bagi anak-anak muda, hendaklah ingat tiga watak tersebut tak pantas ditiru. Kalau kau tiru akibatnya sangat buruk terhadap kehidupanmu. Meleset (luput) apa yang engkau cita-citakan, tak kesampaian apa yang engkau gapai. Hendaklah diingat baik-baik, karena orang muda sangat rawan disebabkan wataknya yang maih labil.

Titikane (ciri-ciri) wong (orang) anom (muda) kurang (kurang) wewadi (menyimpan rahasia hati). Ciri-ciri orang muda adalah tidak dapat menyimpan rahasia hati.

Ciri-ciri orang muda itu tidak pandai menyimpan apa isi hati. Apa yang membuatnya senang atau susah kelihatan amat jelas. Hatinya juga masih membutuhkan dukungan orang di sekitarnya. Jika orang di sekitarnya bilang bagus, maka ikutlah dia bilang bagus. Jika orang di sekitarnya bilang jelek, jeleklah ia bilang juga. Hatinya masih labil  dan gampang berbolak-balik.

Ini kontras dengan orang tua-tua yang sudah kenyang dengan pengalaman hidup. Dia tak butuh lagi sanjungan atau pujian orang hanya agar hatinya senang. Dia sanggup menilai, menimbang dan memutuskan secara mandiri langkah apa yang tepat bagi dirinya, hal apa yang terbaik baginya.

Bungah (senang) akeh (banyak) wong (orang) kang (yang) nggunggung (menyanjung), wekasane (akhirnya) kajalomprong (terjerumus). Senang (bila) banyak orang yang menyanjung, yang akhirnya menjerumuskan.

Sementara orang muda (atau orang tua yang tak dewasa) akan sangat senang dengan sanjungan orang lain. Jika orang lain mengatakan : “Kamu hebat!” Besarlah kepalanya. Semakin menjadi-jadilah ia. Emosi yang masih labil dan bersandar pada pendapt orang inilah yang membuat dia rawan bersikap kurang tepat. Hanya demi meraih pujian dia tergoda untuk memamerkan kelebihannya. Dari celah itulah tiga watak buruk tadi masuk, hingga dia terjerumus dalam lingkaran kesombongan: adigang, adigung, adiguna. Maka hendaklah selalu waspada!

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/15/kajian-wulangreh-35-kagunggung-kajalomprong/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS