Senin, 06 Mei 2024

Kajian Wulangreh (47): Panitike Watak Manungsa

 Pada (bait) ke-47, Pupuh ke-4 Pangkur, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV:

Ulama miwah maksiyat.
Wong kang kendel tanapi wong kang jirih,
durjana bebotoh kaum.
Lanang wadon pan padha,
panitike manusa wateke wewatekipun.
Apa dene wong kang nyata,
ing pangawruh kang wus pasthi.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Orang berilmu agama ataukah seorang ahli maksiat.
Orang yang pemberani atau penakut,
pencuri, tukang judi atau pelayan masyarakat.
Baik laki-laki maupun perempuan sama saja,
cara mengetahui watak dan tabiatnya.
Demikian itu bagi orang yang telah benar-benar  (mengetahui),
dalam hal pengetahuan yang sudah pasti.

  

Kajian per kata:

Ulama (orang berilmu agama) miwah (atau) maksiyat (ahli maksiat). Orang berilmu agama ataukah seorang ahli maksiat.

Isi bait ini masih melanjutkan bait sebelumnya tentang cara mengetahui watak asli dari manusia, yakni dilihat dari perilaku, tabiat serta cara bicara dalam kehidupan sehari-hari. Cara inilah yang paling mungkin dilakukan karena orang takkan mampu menutupi wataknya dalam waktu yang lama, lambat laun watak seseorang walau pun berusaha disembunyikan akan muncul juga.

Melalui pengamatan terhadap sikap dan tabiat seseorang akan diketahui apakah seseorang itu ahli dalam pengetahuan agama ataukah orang yang suka berbuat maksiat.

Wong (orang) kang (yang) kendel (pemberani) tanapi (maupun) wong (orang) kang (yang) jirih (penakut)., durjana (pencuri) bebotoh (tukang berjudi) kaum (modin). Orang yang pemberani atau penakut, pencuri, tukang judi atau pelayan masyarakat.

Juga akan diketahui seseorang itu pemberani atau penakut. Seorang yang suka mencuri, suka berjudi ataukah seorang pelayan urusan masyarakat (kaum).  Kaum adalah seorang yang membantu masyarakat dalam kerepotan yang berkaitan dengan agama, seperti mengurus jenazah, memimpin doa, memberi nasihat keagamaan terhadap orang awam dan memeberi nasihat dalam penyelenggaraan upacara selamatan, dll.

Lanang (laki-laki)  wadon (perempuan) pan (akan) padha (sama), panitike (cara mengetahui) manungsa (manusia) wateke (watak) wewatekipun (tabiatnya). Baik laki-laki maupun perempuan sama saja cara mengetahui watak dan tabiatnya.

Laki-laki dan perempuan mungkin sedikit berbeda dalam mengungkapkan isi hati, tetapi cara yang paling mungkin dilakukan untuk mengetahui watak mereka tetaplah dengan melihat dari apa yang dilakukan sehari-hari. Dan itu hanya dapat dilakukan dengan waktu yang lama, melalui pengamatan sehari-hari. Dan ini butuh pengenalan, butuh keakraban, tidak bisa dilakukan dari jauh.

Apa dene (demikian juga) wong (orang)  kang (yang) nyata (benar-benar), ing (dalam) pangawruh (pengetahuan) kang (yang) wus (sudah) pasthi (pasti). Demikian itu bagi orang yang telah benar-benar  (mengetahui) dalam hal pengetahuan yang sudah pasti.

Cara mengetahui watak tersebut juga berlaku bagi orang yang sudah benar-benar paripurna dalam hal pengetahuan yang pasti. Yang dimaksud adalah orang-orang yang sudah sangat pintar dalam ilmu hakekat. Semua mengikuti hukum yang sama bahwa akhlak seseorang akan tercermin pada tingkah laku sehari-hari. Maka jika ingin mengetahui watak seseorang perhatikanlah yang dia lakukan dalam kehidupan normalnya. Itu adalah cara yang sudah pasti mujarab.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/18/kajian-wulangreh-47-panitike-watak-manungsa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS