Senin, 06 Mei 2024

Kajian Wulangreh (46): Solah Muna-muni Dadi Panengeran

 Pada (bait) ke-46, Pupuh ke-4 Pangkur, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV:

Pan wus watake manungsa,
pan ketemu ing laku lawan linggih.
Solah muna-muninipun,
pan dadi panengeran,
Kang apinter kang bodho miwah kang luhur.
Kang sugih lan kang melarat,
tanapi manusa singgih.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Memang watak manusia,
akan ketemu dalam tindak tanduk dan adabnya (sehari-hari).
Dari pembawaan dan cara berbicara,
akan menjadi tanda (bagi orang itu).
Yang pintar, yang bodoh serta yang mulia.
Yang kaya, yang miskin,
 maupun yang dermawan.

 

Kajian per kata:

Pan (dari kata mapan, memang) watake (watak) manungsa (manusia), pan (akan) ketemu (ketemu) ing (dalam) laku (tindak-tanduk) lawan (dan) linggih (duduk, adab). Memang watak manusia akan ketemu dalam tindak tanduk dan adabnya (sehari-hari).

Perilaku manusia adalah cerminan dari wataknya. Dari tindak-tanduk dan adab serta tatakrama yang dilakukan setiap hari akan ketahuan watak sesungguhnya dari seseorang. Terlebih dalam hal-hal yang memerlukan tindakan spontan orang akan bertindak sesuai kebiasaan yang sudah sering dilakukan. Watak atau akhlak seseorang adalah perilaku yang sudah mendarah daging, yang akan muncul dalam tindak-tanduk. Seseorang bisa saja berpura-pura dalam waktu singkat tetapi semakin lama akan muncul watak aslinya. Oleh karena watak seseorang akan kelihatan dengan semakin bergaul dengannya.

Solah (pembawaan) munamuninipun (cara berbicaranya), pan (akan) dadi (menjadi) panengeran (tanda). Dari pembawaan dan cara berbicara akan menjadi tanda (bagi orang itu).

Dari pembawaan seseorang dan cara berbicara kita dapat menandai watak seseorang, mengetahui watak aslinya. Tabiat seseorang mempunyai pola tertentu yang bisa kita ketahui dengan melihat sikap dan perilaku sehari-hari. Orang yang selalu jujur akan memberi kesan dalam pikiran yang melihat dan akan ditandai sebagai orang jujur, demikian juga sebaliknya jika sering bohong akan ditandai sebagai pembohong.

Kang (yang) apinter (pintar) kang (yang) bodho (bodoh) miwah (serta) kang (yang) luhur (mulia). Yang pintar, yang bodoh serta yang mulia.

Melalui sikap, pembawaan, tindak tanduk, cara bicara kita dapat menyimpulkan seseorang itu apakah pintar, bodoh serta mulia.

Kang (yang) sugih (kaya) lan (dan) kang (yang) melarat (miskin), tanapi (dan juga) manungsa (manusia) singgih (dermawan, berbudi). Yang kaya, yang miskin maupun yang dermawan.

Melalui sikap dan cara bicara pula latar belakang seseorang dapat ditebak, apakah orang itu kaya, miskin atau orang yang dermawan. Kata singgih sering diartikan sebagai kaya, sering pula diartikan sebagai luhur (berbudi). Arti yang mendekati adalah seorang kaya yang baik hati, dalam bahasa Indonesia kata yang paling cocok adalah dermawan.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/18/kajian-wulangreh-46-solah-muna-muni-dadi-panengeran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS