Senin, 06 Mei 2024

Kajian Wulangreh (44): 4 Piranti Aywa Lali

 Pada (bait) ke-44, Pupuh ke-4 Pangkur, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana IV:

Miwah ta sabarang karya,
ing prakara kang gedhe lan kang cilik,
papat iku aja kantun.
Kanggo sadina-dina,
rina wengi nagara miwah ing dhusun.
Kabeh kang padha ambegan,
papat iku aja lali.

 Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Demikian juga dalam setiap pekerjaan,
baik perkara yang besar maupun perkara yang kecil,
empat hal itu jangan ditinggalkan.
Juga pada setiap waktu sehari-hari,
baik siang atau malam, dalam urusan negara atau di pedusunan.
Oleh karena itu bagi semua yang masih bernapas,
keempat hal tersebut jangan dilupakan.

Kajian per kata:

Miwah (demikian juga) ta (dalam) sabarang (segala) karya (pekerjaan), ing (dalam) prakara (perkara) kang (yang) gedhe (besar) lan (maupun) kang (yang) cilik (kecil), papat (empat hal) iku (itu) aja (jangan) kantun (ditinggalkan). Demikian juga dalam setiap pekerjaan, baik perkara yang besar maupun perkara yang kecil, empat hal itu jangan ditinggalkan.

Dalam bait sebelumnya kita telah belajar tentang piranti kehidupan yang harus selalu kita pakai yakni:

  1. Mengetahui perbuatan buruk dan baik.
  2. Memahami adat kebiasaan (tradisi) setempat.
  3. Mematuhi tatakrama.
  4. Pertimbangan keutamaan tentang tiga hal di atas.

Keempat hal di atas jangan ditinggalkan pada setiap pekerjaan. Baik pada perkara-perkara yang besar seperti pernikahan, acara kenegaraan, pertemuan warga, dll. Maupun pada perkara-perkara kecil sehari-hari, makan-minum, bekerja di sawah, berkebun, belajar, dll. Dalam setiap perkara itu ada landasan moral, adat kebiasaan dan tatakramanya masing-masing. Hendaklah ketiganya selalu dipertimbangkan.

Kanggo (juga untuk waktu) sadinadina (sehari-harinya), rina (siang) wengi (malam) nagara (negara) miwah (juga) ing (di) dhusun (pedesaaan). Juga pada setiap waktu sehari-hari, baik siang atau malam, dalam urusan negara atau di pedusunan.

 Empat hal yang merupakan piranti kehidupan tersebut mesti dipakai kapanpun, pada waktu-waktu sehari-hari, di siang dan malam, dalam urusan kenegaraan sampai urusan orang desa. Jika semua orang telah memakai piranti tersebut sesuai dengan tempat dan waktunya masing-masing Insya Allah kehidupan akan berjalan baik, titi tentrem (teratur dan harmonis), karta raharja (indah dan sejahtera), jauh dari perilaku jahat dan tidak patut.

Kabeh (semua) kang (yang) padha (sama-sama) ambegan (bernapas), papat (keempat hal) iku (itu) aja (jangan) lali (dilupakan). Oleh karena itu bagi semua yang masih bernapas, keempat hal tersebut jangan dilupakan.

Maksud gatra ini  adalah bagi semua orang yang masih berkehidupan dalam masyarakat, keempat hal tersebut jangan dilupakan. Barang siapa yang meninggalkan salah satunya, maka dia akan sulit untuk berbaur dalam kehidupan sosial. akan timbul rasa tidak nyaman di antara warga dan ini akan menganggu keharmonisan masyarakat.

https://bambangkhusenalmarie.wordpress.com/2017/09/17/kajian-wulangreh-44-4-piranti-aywa-lali/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KANCIL KANG PADHA MIRIS